google-site-verification=ydrwj_TcX7EKVuIoCDu-3scwDwIHaXOT828Be0zpAR8 MANUSIA PEMBELAJAR: PERJALANAN BERNANTO 11 FEBRUARI 2010

Saturday 21 April 2012

PERJALANAN BERNANTO 11 FEBRUARI 2010



Kita tak pernah tahu apa rencana Tuhan untuk kita. Tak pernah ada yang tahu, siapa di antara kami yang akan mendahului. Tuhanlah yang tahu. Yang kita tahu hanyalah:"selama hidup berbuat kebaikan agar yang kita lakukan berkenan pada Tuhan. Ebiet G Ade pernah mengingatan kita, "mumpung masih ada kesempatan buat kita".  Aku juga tak menyangka jika adikku, yang ketika kecil tak memperoleh kasih dari orang tuaku seperti aku akan pergi lebih dahulu.

Aku ingat, ketika itu Kakek Nenekku, mbah paman orang bilang, dari Way Abung datang, ia bilang pada bapakkua bahwa ia ingin mengajak salah satu dari kami untuk jadi anaknya. Mereka tidak memiliki anak dan mereka ingin agar di kemudian hari apa yang mereka perjuangkan selama ini ada yang mengurusnya. Maka dalam diskusi saya dan bapak, Bernantolah yang akhirnya diajak ke Way Abung. Tetapi apa yang terjadi, Ber tidak dapat menikmati indahnya anak kecil. di usia yang masih sangat kecil, harus menggembala sapi, mencari rumput untuk ternak. Tidak hanya itu, menurut beberapa tetangga, ia sering kali diparahi, dipukuli oleh simbah. itulah sebabnya ia kemudian di minta pulang ke Rejodadi. Dan agar tidak menyinggung perasaan simbah, maka bapak minta agar tetangganyalah yang menghatar Ber pulang.

Anak ini, anak yang sangat baik. Ia tak pernah mengeluh dalam hidupnya. Kerja tekun, menerima apa adanya. Dialah satu-satunya anak yang paling murut orang tua. Ia sangat peduli pada orang tua, dan sangat tahu apa yang menjadi kesulitan orang tua. Ia sangat mudah membantu, terutama keluarga. Maka tidak mengherankan jika Mbah Jalal sangat menyayanginya. 

Ketika anakku yang pertama lahir di Rejodadi, Anggit, dialah yang sangat setia mendampingi kakaknya, istriku. Ia sangat menyenangkan. Ia yang tiap hari mencarikan buah-buahan untuk istriku. Aku tak akan menyangka jika ia akan segera kembali kepangkuan Bapa di Surga. Sakit yang dialami, tak pernah dirasakan, hingga kami semua tahu bahwa penyakit itu sudah masuk stadium 4. Maka terkejutlah aku ketika aku tiba di Charistas Palembang, Suster bilang, sudah tidak ada harapan. Maka yang aku lakukan hanyalah tetap mendampinginya, dan mencari romo untuk memberikan perminyakan terakhir jika diperlukan. Dan benar, sehari setelah mendapatkan perminyakan suci, sehari setelah Gereja memperingati hari Orang Sakit sedunia, Ber kembali ke pangkuan Bapa. 

Aku terkejut, karena saat itu aku ada di Jakarta. Aku rencana akan segera ke Belitang, ternyata Tuhan memanggilnya. Selamat jalan adiku.....Tuhan memberkatimu......

Semoga Tuhan menerima semua kebaikan Ber...
dan mela kelalaian dan kesalahan ketika mengembara....



No comments:

RENUNGAN HARIAN 6 MEI 2023

DOA PEMBUKA Allah Bapa yang Mahakasih, kami mengucap syukur atas rahmat-Mu yang kami terima pada hari ini. Bukan saja Engkau membangunkan ...