google-site-verification=ydrwj_TcX7EKVuIoCDu-3scwDwIHaXOT828Be0zpAR8 MANUSIA PEMBELAJAR: 2016

Saturday 26 November 2016

MINGGU ADVEN PERTAMA



27 NOVEMBER 2016



Lingkaran Adven
Pada hari ini Gereja Katolik memasuki masa Adven yang pertama. Kata “Adven” berasal dari kata Latin ‘adventus‘ (bahasa Yunani-nya parousia), artinya ‘kedatangan’. Perhatian uama kita pada masa Adven adalah kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus. Kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Mesias. Oleh karena itu doa- doa penyembahan dan bacaan Kitab Suci tidak saja mempersiapkan kita secara rohani akan kedatangan-Nya (untuk memperingati kedatangan-Nya yang pertama) tetapi juga mempersiapkan kedatangan-Nya yang kedua.


Makna Adven

Katekismus Gereja Katolik menjelaskan tentang makna Adven sebagai berikut:

KGK 524 Ketika Gereja merayakan liturgi Adven setiap tahunnya, ia menghadirkan kembali pengharapan di jaman dahulu akan kedatangan Mesias, sebab dengan mengambil bagian di dalam masa penantian yang panjang terhadap kedatangan pertama Sang Penyelamat, umat beriman memperbaharui kerinduan yang sungguh akan kedatangan-Nya yang kedua. Dengan merayakan kelahiran sang perintis [Yohanes Pembaptis] dan kematiannya, Gereja mempersatukan kehendaknya: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”(Yoh 3:30)


Masa Adven merupakan masa Gereja menantikan kelahiran Kristus/ penjelmaan-Nya menjadi manusia. Sebagaimana dinyatakan pada kutipan di atas, bahwa Adven merupakan masa pengharapan akan kedatangan Mesias. Pada masa ini Gereja secara bersama-sama memperbaharui kerinduan yang suingguh akan kedatangan Kristus yang kedua. Maka pada masa penantian ini diwarnai pertobatan (menyerupai masa Prapaska), sebagai mana pertobatan yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis. Dia mengajak kita agar kita layak menyambut Kristus Sang Penyelamat. Karena adven merupakan masa pertobatan, maka ciri- ciri perayaan masa Adven adalah tenang dan sederhana, tidak semeriah masa biasa, sebab penekanannya adalah pertobatan yang diwarnai oleh pengharapan akan kedatangan Tuhan. 

Renungan hari ini. 
“Sebab itu, hendaklah kamu selalu siap siaga, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Mat 24: 42) . dari kutipan ini kita dapat menarik beberapa pesan. 
Pertama, hendaklah kamu selalu bersiap-siap. Sikap keaspadaan, siap setiap saat adalah tindakan yang diharapkan pada setiap orang. Kita tidak boleh lengah, karena kelengahan sedetikpun akan membawa kita pada kehancuran/kematian. 
Kedua, Tuhan datang pada saat yang tak terduga. Ada korelasi dengan yang pertama. Kita harus bersiap-siaga, selalu berjaga karena Tuhan datang pada saat yang taak teerduga. Rencana Tuhan tidak sama dengan rencana manusia. Tuhan mempunyai rencana sendiri terkait kedatangan-Nya. Tidak ada kata “nanti” atau besok (tar-suk), atau kita sibuk mencari tahu kapan waktu kedatangan Tuhan dengan pelbagai macam perhitungan manusia. Tuhan hanya minta kita siap sedia saat Tuhan datang.  “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu,jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang (Roma 13:13-14a) 
Ketiga, Tuhan yang kita nantikan adalah  Yang menghendaki kehidupan yang damai , sejahtera dan bahagia bagi setiap orang. “Maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. Bangsa yang satu tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa yang lain, dan mereka tidak akan lagi berlatih perang.” ( Yes 2:4) Dengan demikian, pelbagai macam konflik yang timbul atau persengketaan yang dicari cari , bukanlah kondisi yang diharapkan pada kedatangan Tuhan.


Maka marilah kita manfaatkan masa ini dengan membangun sikap siap sedia menunggu kedatangan Tuhan, baik yang berjarak dekat maupun yang berjarak lebih jauh, dituntut dari setiap orang beriman . Marilah kita bersungguh sungguh mempersiapkan diri supaya ketika  saat itu sungguh tiba kita didapati dalam keadaan siap siaga.



Sumber: https://jennysetyowati.blogspot.co.id/2016/11/renungan-harian-minggu-27-november-2016.html

Monday 17 October 2016

Renungan Selasa, 18 Oktober 2016,



Pesta St. Lukas PenInj, Pekan Biasa XXIX

Bacaan I : 2Tim 4:10-17b

“Hanya Lukas yang tinggal dengan aku.” 

4:10 Saudaraku terkasih, Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia, sedang Titus ke Dalmatia. 4:11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. 4:12 Tikhikus telah kukirim ke Efesus. 4:13 Jika engkau ke mari, bawalah juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. 4:14 Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. 4:15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. 4:16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. – Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. – 4:17b Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.

Mazmur 145:10-11,12-13b,17-18

Refren : Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
*         Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan Kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.  
*         Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan. 
*         Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
 
Bait Pengantar Injil

Refren : Alleluya, Alleluya

Ayat : Yoh 15:16
*         Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Bacaan Injil : Luk 10:1-9

“Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya.”

10:1 Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 10:2 Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 10:3 Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. 10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. 10:6 Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu. 10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 10:8 Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.

TETAP TEGUH DALAM IMAN


"Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan" (Luk 10:4)
Nasihat Yesus ini ditujukan kepada para murid yang diutus untuk meneruskan ajaran-Nya. Yesus mengutus 70 murid, pergi berdua-dua mendahuklui-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Yesus memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan para murid ketika melaksanakan tugas perutusan-Nya.
1. dilarang membawa pundi-pundi, bekal atau kasut selama perjalanan
2. tidak memberi salam kepada siapapun selama perjalanan
3. memberi salan ketika akan memasuki rumah
4. meninggalkan rumay yang tidak menyambut salam mereka.

Nasihat itu tentu mengandung makna yang dalam dalam ajaran Yesus. Tentu Yesus tidak bermaksud agar para murid menjadi orang yang cuek, sombong, tak peduli. Nasihat itu memberikan pesan bahwa percaya dan mengikuti Yesus (melaksanakan ajaran-Nya) hatus utuh. Mempercayakan hidup pada Yesus merupakan dasar iman kita akan Allah. Dengan sepenuh hati melakukan kehendak-Nya, tidak ragu-ragu, tidak toleh kiri-kanan, untuk mencapai kemuliaan-Nya. Kita harus fakus dalam melaksanakan amanah Yesus.
Tentu disadari, dalam perjalanan hidup kita akan menemukan berbagai hal, seperti kritikan, celaan, tidak adanya penghargaan, bahkan penolakan. Tetapi tidak boleh berhenti. Tetap percaya dan fokus kepada Allah agar apa yang sedang kita kerjakan tidak sia-sia dan sungguh berkenan kepada Allah.

Amin.
 

Saturday 15 October 2016

Renungan Minggu, 16 Oktober 2016, Hari Minggu Biasa, Pekan Biasa XXIX


Bacaan I : Kel 17:8-13

“Apabila Musa mengangkat tangan, lebih kuatlah pasukan Israel.”
17:8 Sekali peristiwa datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidin. 17:9 Musa berkata kepada Yosua, “Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek! Aku sendiri, besok akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku.” 17:10 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; sedangkan Musa dan Harun, dan Hur naik ke puncak bukit. 17:11 Dan terjadilah hal berikut ini: Apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah pasukan Israel. Sebaliknya, apabila Musa menurunkan tangannya, Amaleklah yang lebih kuat. 17:12 Tetapi, menjadi penatlah tangan Musa. Maka Harun dan Hur mengambil sebuah batu, meletakkannya di belakang Musa, supaya ia duduk di atasnya; lalu Harun dan Hur menopang kedua belah tangan Musa, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam. 17:13 Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

Mazmur 121:1-2.3-4.5-6.7-8
Refren : Hanya Engkaulah Tuhan Allahku dan harapan untuk hidupku.

  • Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolongan bagiku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
  • Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sungguh, tidak akan terlelap dan tidak akan tertidur Penjaga Israel.
  • Tuhan penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, tidak pula bulan pada waktu malam.
  • Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu dan sekarang sampai selama-lamanya. 

Bacaan II : 2Tim 3:14-4:2

“Orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” 
3:14 Saudara terkasih, hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. 3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan Kristus Yesus. 2:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 3:17 Dengan demikian, orang-orang kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
4:1 Di hadapan Allah dan di hadapan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi pernyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: 4:2 Wartakanlah sabda Allah! Siap sedialah selalu, baik atau tidak waktunya. Nyatakanlah apa yang salah, tegur, dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.  

Bait Pengantar Injil

Refren : Alleluya, alleluia

Ayat. Ibr 4:12
Sabda Allah itu hidup, kuat dan tajam. Ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 

Bacaan Injil : Luk 18:1-8

“Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya.”
18:1 Sekali peristiwa Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. 18:2 Ia berkata, “Di sebuah kota itu ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun. 18:3 Dan di kota itu ada pula seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata, ‘Belalah hakku terhadap lawanku!’, 18:4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi, kemudian ia berkata dalam hatinya, ‘Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapa pun, 18:5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia supaya ia jangan terus-menerus datang dan akhirnya menyerang aku’.” 18:6 Lalu Tuhan berkata, “Camkanlah perkataan hakim yang lalim itu! 18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? 18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka! Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia menemukan iman di bumi?” 

Renungan
Hal penting dalam suatu relasi adalah pengenalan. Orang mengenal satu sama lain, akan membuat relasi semakin mendalam. Tanpa adanya pengenalan, relasi menjadi hampa, kosong, dan hambar. Demikian relasi kita dengan Allah. Relasi kita dengan Allah akan terasa mendalam dan bermakna bagi kita jika relasi itu diliputi pengenalan akan Allah. Untuk dapat mengenal Allah dengan baik, maka membaca dan mendalami firman Tuhan dalam Kitab Suci menjadi sangat penting.

Hari ini, selain sebagai Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS), juga dijadikan sebagai hari Evangelisasi. Evangelisasi bukan saja terarah ke luar, tetapi juga dan terlebih terarah ke dalam. Bagaimana orang sungguh-sungguh membuat hidupnya menjadi kabar suka cita, menampilkan wajah Allah sendiri.
Untuk mampu mewartakan kabar sukacita, kita perlu membangun dan memperkokoh diri dengan lima langkah berikut:
  1. Lectio (lectio divina): “lectio divina” berarti bacaan ilahi atau bacaan rohani. Membaca di sini bukan sekedar membaca tulisan, melainkan juga membuka keseluruhan diri kita terhadap Sabda yang menyelamatkan. Kita membiarkan Kristus, Sang Sabda, untuk berbicara kepada kita, dan menguatkan kita, sebab maksud kita membaca bukan sekedar untuk pengetahuan tetapi untuk perubahan dan perbaikan diri kita. Maka saat kita sudah menentukan bacaan yang akan kita renungkan (misalnya bacaan Injil hari itu, atau bacaan dari Ibadat Harian), kita dapat membacanya dengan kesadaran bahwa ayat-ayat tersebut sungguh ditujukan oleh Tuhan kepada kita. Paulus kepada Timoteus mengingatkan, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman akan Kristus Yesus”. 
  2. Meditatio: Meditatio adalah pengulangan dari kata-kata ataupun frasa dari perikop yang kita baca, yang menarik perhatian kita. Ini bukan pelatihan pemikiran intelektual di mana kita menelaah teksnya, tetapi kita menyerahkan diri kita kepada pimpinan Allah, pada saat kita mengulangi dan merenungkan kata-kata atau frasa tersebut di dalam hati. Dengan pengulangan tersebut, Sabda itu akan menembus batin kita sampai kita dapat menjadi satu dengan teks itu. Kita mengingatnya sebagai sapaan Allah kepada kita.
  3. Oratio   : berdoa. Doa adalah tanggapan hati kita terhadap sapaan Tuhan. Maka dalam lectio divina ini, kita mengalami komunikasi dua arah, sebab kita berdoadengan merenungkan Sabda-Nya, dan kemudian kita menanggapinya, baik dengan ungkapan syukur, jika kita menemukan pertolongan dan peneguhan; pertobatan, jika kita menemukan teguran; ataupun pujian kepada Tuhan, jika kita menemukan pernyataan kebaikan dan kebesaran-Nya.Membangun hidup dalam doa dipahami bukan menghabiskan 24 jam untuk duduk mengucapkan kata-kata doa. Doa yang dimaksud adalah selalu  berada dalam sikap kesadaran akan Allah dan penyerahan total kepada Allah setiap saat. Setiap waktu hidup kita dihidupi dalam kesadaran bahwa Allah beserta dengan kita dan bahwa Dia terlibat secara aktif dalam pikiran dan perbuatan kita. berdoa itu pada dasarnya mengenai terus menerus bersandar dan bersekutu dengan Bapa. Bagi orang-orang Kristen, doa itu harus seperti bernafas. Anda tidak harus berpikir untuk bernafas karena atmosfir menekan paru-paru Anda dan pada hakikatnya memaksa Anda untuk bernafas. Itu sebabnya lebih sulit untuk menahan nafas daripada bernafas. 
  4. Contemplatio    : Saat kita dengan setia melakukan tahapan-tahapan ini, akan ada saatnya kita mengalami kedekatan dengan Allah, di mana kita berada dalam hadirat Allah yang memang selalu hadir dalam hidup kita. Kesadaran kontemplatif akan kehadiran Allah yang tak terputus ini adalah sebuah karunia dari Tuhan. Ini bukan hasil dari usaha kita ataupun penghargaan atas usaha kita. St. Teresa menggambarkan keadaan ini sebagai  doa persatuan dengan Allah/ prayer of union di mana kita “memberikan diri kita secara total kepada Allah, menyerahkan sepenuhnya kehendak kita kepada kehendak-Nya.”
  5. Actio     :tindakan. Bacaan, meditasi, doa, dan komtemplasi hanya akan semakin memiliki makna jika kita wujudnyatakan dalam tindakan konkrit. “Iman tanpa permuatan pada hakikatnya mati.
Bagaimana iman itu menjadi nyata, terutama pada orang yang miskin, papa, dan menderita. Pada peringatan Hari Pangan Sedunia ini kita diajak untuk mewujudkan iman itu dalam ikut serta mewujudkan kesejahteraan bagi semua orang. Pewartaan yang sesungguhnya adalah saat kita dengan kasih Allah ikut serta dalam melayani saudara-saudari kita yang membutuhkan uluran tangan kasih kita.

Sumber:
Diinspirasi dari Kotbah Ekaristi pagi ini, Rm. Yaya,OSC

RENUNGAN HARIAN 6 MEI 2023

DOA PEMBUKA Allah Bapa yang Mahakasih, kami mengucap syukur atas rahmat-Mu yang kami terima pada hari ini. Bukan saja Engkau membangunkan ...