google-site-verification=ydrwj_TcX7EKVuIoCDu-3scwDwIHaXOT828Be0zpAR8 MANUSIA PEMBELAJAR: May 2019

Thursday 23 May 2019

HARI RAYA KENAIKAN TUHAN

Hari raya kenaikan Tuhan. Pada Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, dalam Bacaan Pertama kita mendengar ucapan malaikat dari surga, “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri menatap ke langit? Yesus yang terangkat ke surga meninggalkan kamu ini akan kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke surga.” (Kisah Para Rasul 1:11



Marilah kita merenungkan bersama apakah sebenarnya yang disebut Surga bagi kita.
Dalam bahasa liturgi diucapkan, “Kemuliaan kepada Allah di surga, dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya”. Tanpa tahu dengan tepat, pada umumnya bagi kita “surga” adalah tempat kediaman ilahi, seperti terungkap dalam bahasa liturgi tersebut.


Sumber:
http://jambi.tribunnews.com/2018/05/10/ini-pesan-perdamaian-saat-hari-raya-kenaikan-yesus-kristus.Penulis: duanto
Editor: duanto

SANTA MARIA BUNDA ALLAH



Gereja Katolik menempatkan tanggal 1 Januari sebagai Hari Raya Santa Maria Bunda Allah. Melalu perayaan ini Gereja ingin mengajak semua kaum beriman untuk memperingati keibuan Ilahi Santa perawan Maria, Bunda Yesus Kristus, satu minggu setelah Hari Raya Natal. Melalui Santa Maria, Sang Sabda, Yesus Kristus memperoleh kedagingan manusia. Melalu Maria, Allah yang tidak kelihatan menjadi kelihatan. Allah yang transenden mejadi iman.
Hari Raya ini merupakan pembaharuan atau perubahan dari sebelumnya Gereja menyatakan sebagai hari Pesta Yesus disunat.
  
 

 Paus Paulus VI memutuskan untuk mengubah Pesta Yesus Disunat menjadi HR Maria Bunda Allah untuk meyatakan kembali penekanan Gereja Barat purba terhadap masalah Maria pada akhir oktaf Natal. Perayaan keibuan Ilahi Maria dalam oktaf Natal melengkapi makna bahwa perayaan ini terhubung erat dengan kelahiran Kristus. Paus Paulus VI memberikan alasan untuk perubahan ini:

Dalam revisi penetapan masa Natal, kita semua harus berbalik dengan satu pikiran untuk memulihkan perayaan Bunda Allah. Pesta ini telah dimasukkan ke dalam kalender liturgi di kota Roma pada hari pertama di bulan Januari. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk menghormati peran Maria dalam misteri penyelamatan dan pada saat yang sama untuk menyanyikan pujian akan martabat unik kepada “Bunda Kudus … melalui siapa kita telah diberi karunia oleh Pencipta kehidupan”. Perayaan yang sama ini juga menawarkan kesempatan yang sangat baik untuk memperbaharui adorasi secara sah yang akan diperlihatkan kepada Pangeran Damai yang baru lahir, karena kita sekali lagi mendengar kabar gembira dari sukacita besar dan berdoa kepada Allah, melalui perantaraan Ratu Damai, untuk karunia perdamaian yang tak ternilai. Karena pertimbangan ini dan fakta bahwa oktaf Natal bertepatan dengan hari harapan, Tahun Baru, maka kami telah menetapkan hari itu sebagai Hari Perdamaian Dunia (Paulus VI, Marialis Cultus, 2 Februari 1974, nomer 5).

Demikianlah Paus Paulus VI menyoroti perayaan hari raya terhadap Maria dan Yesus. Paus juga mencatat koneksi antara Tahun Baru dengan peran Maria sebagai Ratu Damai. 1 Januari, HR Maria Bunda Allah juga dipandang sebagai “Hari Perdamaian Dunia.”

Sumber:
http://katolisitas-indonesia.blogspot.com/2012/07/1-januari-hari-raya-bunda-allah.html

IBADAT SESUDAH SAAT KEMATIAN

Sesaat sesudah si sakit meninggal, alangkah baiknya salah satu umat atau anggota Gereja atau petugas liturgi di lingkungan mengankat doa berikut ini:

Pembukaan
P:    Dalam nama Bapa. . .
P:   Saudara sekalian, marilah mengiringi kepergian Saudara . . . dengan doa dan penyerahan yang ikhlas kepada Allah. (Hening sejenak).
Saudara sekalian kami mohon menjawab seruan-seruan berikut dengan
"Hantarlah dia ke hadapan Allah"

P:    Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memanggil dia. Jangan menolak kedatangannya.
U:   Hantarlah dia ke hadapan Allah.
P:    Para kudus Allah, datanglah meolong; para malaikat Allah, datanglah menyongsong
U:   Hantarlah dia ke hadapan Allah.
P:    Para malaikat Allah, bawalah dia ke pangkuan Abraham.
U:   Hantarlah dia ke hadapan Allah.
P:    Bunda Maria, ulurkanlah tanganmu.
U:   Hantarlah dia ke hadapan Allah.
P:    Tuhan, berilah dia istirahat kekal, dan semoga cahaya yang kekal menerangi dia
U:   Hantarlah dia ke hadapan Allah.

Kemudian menyusul doa-doa berikut (pilihlah satu atau susunlah yang sesuai dengan keadaan almarhum/almarhumah)

1.      Pada kematian orang dewasa.
Pemimpin mengulurkan tangan ke atas jenazah

P:    Allah, pencipta segala sesuatu, janganlah lupa akan ciptaan-Mu yang pernah Kauanugerahi hidup. Engkau sendirilah yang memanggil suadara kami meninggalkan dunia ini. Terimalah dia di tempat kediaman-Mu, sebab dialah anak-Mu, ciptaan-Mu, milik-Mu.
Ya Bapa, ia belum dapat menyelesaikan semua tugas hidup di dunia ini, tetapi Engkau sudah memanggilnya. Kami percaya Engkau berkenan menyempurnakan apa yang belum dapat diselesaikannya dalam batas waktu yang Kauberikan.
Kini jantungnya tidak berdenyut lagi, dan kelopak matanya sudah Kaukatupkan. Hanya satulah yang masih dirindukannya, yakni Engkau, Allahnya dan Allah kami. Di dalam Engkau, ya Bapa, ia akan berbahagia selama-lamanya.
U:   Tak seorang pun hidup bagi diri sendiri, - tak seorangpun mati bagi diri sendiri. - Kita hidup dan mati bagi Allah, - sebab kita milik  Allah.

Kemudian dengan tangan terkatup pemimpin melanjutkan:

P:   Kami mohon pula, ya Bapa, bagi kaum kerabat dan handai taulan yang ditinggalkannya. Semoga peristiwa ini tidak menggoyahkan iman mereka. Sebaliknya mereka semakin menyadari bahwa hidup dan mati sepenuhnya ada di tangan-Mu.
Ya Bapa, tabahkanlah iman mereka dan juga iman kami. Semoga kami selalu percaya akan kebjaksanaan-Mu, karena Kristus, Tuhan, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.


2.      Pada kematian anak-anak.

P:   Bapa yang maha pengasih, pandanglah kami yang tertimpa kesedihan karena ditinggalkan oleh anak tercinta yang Kaupercayakan kepada kami. Dalam Kristus Engkau menjanjikan hidup yang berlimpah bagi yang percaya kepada-Mu. Maka tolonglah kami, supaya jangan menjadi kekuatan dan putus asa karena peristiwa sedih ini. Tabahkanlah iman kami, dan teguhkanlah harapan kami, karena Kristus, Tuhan kami.
U:   Amin.

P:   Tuhan beserta kita.
U:   Sekarang dan selama-lamanya.

Pemimpin mengulurkan tangan ke atas jenazah

P:   Marilah kita berdoa. (Hening) Bapa yang penuh kasih sayang, hidup Yesus, Putra-Mu, tidak percuma sekalipun mengalami maut pada usia muda. Semoga hidup anak kami yang masih muda belia ini pun tidak percuma setalah ia diambil dari antara kami, dan berilah dia hidup yang penuh kesukaan, karena Kristus, Tuhan kami.
U:   Amin.

Kemudian dengan tangan terkatup pemimpin melanjutkan:

P:   Ya Bapa, kami berdoa bagi ayah dan ibu anak ini, bagi kakak adiknya, bagi wali baptis, sanak-saudara, dan teman-temannya, yang merasa kehilangan karena kepergian anak ini. Tolonglah mereka supaya saling mendukung, saling memberi penghiburan. Semoga kenangan akan masa hidup anak ini tersimpan dalam hati mereka, dan meneguhkan kepercayaan mereka akan bimbingan-Mu, karena Kristus, Tuhan kami.
U:   Amin.

P:  Kami berdoa pula, ya Bapa, bagi semua anak sakit yang akan meninggal atau tak tersembuhkan lagi, bagi anak-anak yang menjadi korban peperangan, bencana alam, kelaparan, dan keterlantaran. Semoga Engkau menampung mereka dalam hati-Mu dan meluputkan mereka dari kematian kekal, karena Kristus, Tuhan kami.
U:   Amin.

P:   Allah, Bapa yang mahabaik, berhadapan dengan kematian anak ini, kami dirisaukan oleh banyak pertanyaan yang tidak dapat kami jawab dan tidak dapat kami pahami. Semua itu Engkau telah mengetahuinya. Sudilah Engkau menolong kami. Semoga kami merasakan kekuatan dan damai yang dipancarkan oleh Yesus Kristus, Putra-Mu. Ia pun pernah menderita sengsara dan wafat, namun kemudian bangkit dengan jaya untuk hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus kini dan sepanjang masa.
U:   Amin.


Penutup.
P:   Semoga Tuhan membuka pintu surga bagi putra-Nya yang pulang ke tanah air. Di sana tiada duka-cita, tetapi hanya kegembiraan untuk selama
U:   Amin.

Pemimpin melanjutkan (sambil memerciki jenazah dengan air suci

P:  Semoga Tuhan membersihkan hatimu, dan mengubah tubuhmu menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.
U:   Amin.

P:    Tuhan, berikanlah dia istirahat kekal.
U:   Amin.

P:    Semoga cahaya yang kekal menerangi dia.
U:   Amin.
P:    Semoga ia beristirahat dalam ketenteraman.
U:   Amin.

Berkat penutup
P:   Tuhan beserta kita
U:   Sekarang dan selama-lamanya.
P:   Saudara/i yang dikasihi oleh Allah Yang Maha Kuasa, kita senantiasa dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh berkat Allah Yang Maha kuasa, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

Perutusan
P:    Dengan ini ibadat sabda kita sudah selesai
U:   syukur kepada Allah
P:    marilah kita pergi, karena kita diutus untuk mewartakan kasih dan cinta-Nya kepada dinia.
U:   Amin


Sumber: 
Puji Syukur No 122.

RENUNGAN HARIAN 6 MEI 2023

DOA PEMBUKA Allah Bapa yang Mahakasih, kami mengucap syukur atas rahmat-Mu yang kami terima pada hari ini. Bukan saja Engkau membangunkan ...