google-site-verification=ydrwj_TcX7EKVuIoCDu-3scwDwIHaXOT828Be0zpAR8 MANUSIA PEMBELAJAR: September 2021

Wednesday 29 September 2021

AKU HENDAK BERSYUKUR KEPADAMU DENGAN SEGENAP HATIKU

Bacaan Injil Rabu 29 September 2021 : Yohanes 1:47-51 Pesta Malaikat Agung Mikhael, Gabriel, dan Rafael, Warna Liturgi Putih Pada waktu itu Natanael datang kepada Yesus atas ajakan Filipus. Tatkala melihat Natanael datang, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu: ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan kaulihat.” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia Demikianlah Injil Tuhan   RENUNGAN HARI INI Hari ini Gereja Katolik merayakan pesta Malaikat Agung Mikhael, Gabriel, dan Rafael. Peryanaan ini dimaksudkan untuk mengucapkan syukur atas karya agung keselamatan Allah yang dilaksanakan melalui para Malaikat Agung. Para Malaikat Aung membantu manusia sampai kepada keselamatan. Mereka mewakilik hal ang paling dasar yang dibutuhkan dalam kehidupam manusia yakni pergulatan, perutusan dan kesehatan. Mikhael artinya ”Siapa dapat menyamai Tuhan?” Dalam Kitab Wahyu digambarkan pertempuran besar yang terjadi di surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan bala Setan. Malaikat Mikhael menemani kita yang gigih berjuang memilih untuk setia kepada Tuhan. Gabriel berarti ”Tuhan kemenanganku”. Ia juga disebutkan dalam Kitab Daniel dan terutama kita kenal dalam Injil Lukas. Gabriel utusan Tuhan yang menyampaikan kepada Maria bahwa ia akan mengandung Yesus, Sang Juru Selamat. Gabriel adalah pembawa warta, utusan Tuhan untuk menyampaikan Kabar Sukacita. Bersama Malaikat Gabriel kita dibimbing untuk terbuka akan karya Allah dalam hidup kita, sehingga pada gilirannya kita pun dapat menjadi pewarta Injil kepada sesama. Rafael artinya ”Tuhan menyembuhkan”. Rafael dalam Kitab Tobit diutus untuk memberikan perlindungan serta penyembuhan bagi mata Tobit yang buta. Kepada kita diberikan Malaikat Rafael untuk melindungi kita dalam kelemahan karena sakit supaya tidak merasa sendirian dan tetap memiliki pengharapan kepada Allah semata. Pada hari perayaan para Malaikat Agung ini, kita bersyukur bahwa melalui Malaikat Agung, kita diberikan pertolongan dalam pengalaman yang mendasar untuk percaya dan berharap kepada Allah satu-satunya sumber keselamatan dan kebahagiaan sejati. Dalam pergumulan memilih yang baik dan jahat, mengambil keputusan akan arah hidup atau perutusan, dalam kerapuhan dan kelemahan karena sakit jasmani maupun rohani, Malaikat Agung: Mikael, Gabriel dan Rafael mendampingi kita. Kita tidak sendirian berjalan dalam peziarahan hidup ini. MARILAH BERDOA Bapa, utuslah malaikat-Mu selalu untuk melindungi, menerangi, dan membimbing kami. Sucikanlah jiwa raga kami, agar kami pun meneladan hidup suci para malaikat dan lindungilah kami dari segala yang jahat serta bimbinglah kami kepada kehidupan kekal. Amin. http://dlvr.it/S8Y4tp http://dlvr.it/S8YQdG http://dlvr.it/S8YsxD http://dlvr.it/S8ZPWw
http://dlvr.it/S8ZzyR

Friday 24 September 2021

ENGKAULAH KRISTUS DARI ALLAH

Bacaan Injil Jumat 24 September 2021  Lukas 9:19-22 Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Jawab mereka: “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun. Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Demikianlah Injil Tuhan   Renungan Hari Ini “Mesias dari Allah”. Pernyataan yang berasal dari Petrus ini menunjuk pada gelar Yesus. Mesias (Kristus) berarti yang diurapi, untuk menyelamatkan manusia. Nama Mesias tidak pertama-tama menunjuk pada nama diri semata, tetapi lebih jauh lagi yakni menunjukkan siapa sesungguhnya Yesus. Banyak orang mengenal Yesus sebagai anak Yesus dari Nazareth anak Yusuf si tukang kayu suami Maria, Yohanes Pembaptis atau nabi Elia atau seorang dari nabi-nabi terdahulu yang telah bangkit. Yang lain lagi mengenal-Nya sebagai seorang yang bisa menyembuhkan orang sakit, Pengusir setan atau yang menghidupkan orang mati. Mereka lebih memandang Yesus secara manusiawi-jasmani. Itulah sebabnya mereka menggambarkan Yesus sebagai raja yang akan membebaskan dari penjajah Roma, raja yang perkasa. Perjumpaan para murid bersama Yesus membuka mata mereka siapa Yesus sesungguhnya. Melalui pengajaran, mukjizat iman para murid akan Yesus semakin bertumbuh. Petrus memberikan pengakuan siapakah Yesus sesungguhnya. Namun, Petrus sendiri tidak siap untuk mengikuti Mesias yang harus menderita dan sengsara bahkan wafat di kayu salib. Beriman tidak cukup berhenti pada pengakuan dan pengetahuan saja, tetapi juga harus konsisten dan mampu memegang komitmen dalam menjalankan keimanan itu. demikian pula, menjadi murid Yesus membawa konsekuensi menjadi seperti Yesus. Bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga melalui tindakan nyata sebagai perwujudan iman akan Yesus tersebut.   Marilah Berdoa Tuhan Yesus, semoga berkat pewartaan Injil hari ini aku dapat menjadi murid-Mu yang bukan hanya tahu siapakah Engkau tetapi juga mau dan mampu hidup dan bertindak sebagaimana Engkau teladankan kepadaku. Sertai dan dampingilah aku agar aku mampu mempertanggungjawabkan imanku dalam seluruh hidupku dimanapun aku berada. Demi Kristus Tuhan dan juru selamat kini dan sepanjang segala masa. Amin. http://dlvr.it/S89fKq http://dlvr.it/S8BFjG http://dlvr.it/S8BrJH http://dlvr.it/S8CYtL
http://dlvr.it/S8DNlw

Wednesday 22 September 2021

JABATAN MENJADI CARA TUHAN MENYALURKAN BERKAT

BACAAN INJIL, Kamis 23 September 2021 Lukas 9:7-9 Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus. Demikianlah Injil Tuhan. Terpujilah Kristus.   RENUNGAN HARI INI Hadirnya Yesus ternyata menjadi ancaman bagi orang lain. Tindakan Yesus menyembuhkan orang dari berbagai penyakit bahkan menghidupkan orang mati menimbulkan kekhawatiran dalam diri Herodes. Yesus adalah ancaman bagi dirinya sebagai seorang pemimpin yang memiliki pengaruh besar. Herodes adalah raja orang Yahudi pada masa itu. Ia sangat cemas, jika semakin banyak orang mengikuti Yesus, maka ia akan kehilangan kepercayaan dari masyarakatnya. Hal itu berarti akan mengancam pula jabatan dan kekuasaan Herodes. Kekuasaan dan jabatan merupakan impian sebagian orang. tidak sedikit orang dengan berbagai cara dan upaya dapat memperoleh kedudukan dan mempunyai kekuasaan. Apakah setelah mereka memiliki kedudukan dan kekuasaan mampu menjalankannya dengan baik? Jawabannya, tidak. ada banyak orang yang sesungguhnya tidak mampu menjalankan jabatannya sebagaimana mestinya, namun tidak mau melepaskannya. Baginya jabatan adalah hal yang harus dipertahankan untuk meraih impiannya. Begitu pula dengan Herodes. Ia tidak mau kehilangan jabatan. Untuk itulah dengan berbagai cara ia ingin mempertahankan jabatannya itu. maka ia mencari cara bagaimana dapat menyingkirkan Yesus yang dipandang akan mengancam kedudukannya. Berbagai cara orang ingin meraihnya; berhasil dalam satu hal akan terus mengingankan hal lain, yang kadang-kadang mengabaikan kemanusiaan yang lain. Kehausan dan ketidak puasan meraih kesuksesan duniawi sering kali menutup mata untuk hal-hal surgawi. Herodes terbelenggu dalam cara hidup duniawi. Ia terbayang-bayangi apa yang pernah dilakukannya terhadap Yohanes Pembaptis. Dari bacaan hai ini kita dapat memetik satu pesan. Jabatan atau kekuasaan yang kita miliki diberikan oleh Tuhan agar kita dapat melayani orang lain lebih luas. Kita dipanggil untuk mengalami kebahagiaan sejati di dalam Tuhan. Kita diajak untuk selalu waspada agar jangan terperangkap dalam cara hidup keduniawian yang sifatnya sementara. Membuka hti kepada Tuhan dan mensyukuri rahmat yang diterimanya akan membawa kita memiliki ketenangan hati dan suka cita sejati di dalam Tuhan.   MARILAH BERDOA Allah yang Maharahim, sertailah dan bimbinglah aku untuk menjadi orang yang mampu membuka hati, dan dengan kerendahan hati menerima segala rahmat yang Kauberikan kepada ku dan semakin mampu menjalankan kepercayaan yang Kau berikan kepadaku untuk melayani-Mu melalui setiap orang yang aku jumpai. Amin. http://dlvr.it/S85T19 http://dlvr.it/S85nBR
http://dlvr.it/S8679H

Monday 20 September 2021

NYALAKAN PELITA DI ATAS KAKI DIAN

Bacaan Injil, Senin 20 September 2021  Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas :Bab 8 : ayat 16 – ayat 18 “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.” Demikianlah Injil Tuhan Renungan Hari Ini Semua orang menempatkan pelita di tempat yang tinggi agar terang yang memancar darinya akan menyebar lebih luas. Terang itu tidak disembunyikan, melainkan dipancarkan agar semakin banyak orang merasakan terang itu. Pelita itu akan bermakna jika ditempatkan di tempat yang gelap, malam hari bukan siang hari. Menyalakan pelita pada siang hari, dibawah terik matahari tidak akan memiliki makna apa-apa. jangankan pelita yang kecil, lampu sebesar 1.000 watt-pun tidak ada gunanya di siang bolong. Sebaliknya, pelita yang kecil akan memiliki arti yang sangat besar ketika diyalakan di malam hari, di tengah kegelapan.   Pesan. Tindakan sekecil apapun akan memiliki arti jika dilakukan pada saat yang tepat, di tempat yang tepat, dalam kondisi yang tepat dan di lingkungan yang tepat pula. Lewat tindakan kecil itu kita dapat membawa keselamatan bagi orang lain. Lakukanlah perbuatan-perbuatan kecil yang baik sekarang ini juga, hic et nunc, bukan besok. Karena saat inilah tindakan –tindakan kecil itu diperlukan.   Marilah Berdoa Yesus yang baik, berikan terang Roh Kudus-Mu untuk menerangi hatiku, agar aku dapat memanfaatkan setiap waktu dan kesempatanku, setiap langkahku, gerak dan pikiranku untuk melakukan berpuatan baik setiap saat. Bimbinglah aku agar aku dapat memancarkan cahaya kasih-Mu melalui hidup kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin   Bacaan injil pada hari ini kita diajak untuk menjadi Terang Dunia. Kita telah menerima Terang dari Kristus saat kita dibabtis. Terang yang kita dapatkan harus dipelihara dan dipancarkan. Terang kita dapat dpat dirasakan oleh orang lain bila Terang Kristus yang menyala-nyala ada dalam hati kita. Perkara kita tidak memancarkan Terang Kristus, bukan karena kita menyembunyikan Kristus itu, tetapi terang itu tidak menyala dalam hati kita. Apabila Kristus tinggal dalam hati kita dana menyalakan terang-Nya, maka tugas kita adalah membuat orang itu menyaka-nyala agar dapat dilihat oleh dunia. http://dlvr.it/S7tqYc http://dlvr.it/S7v8sl
http://dlvr.it/S7vcQg

Saturday 18 September 2021

IMANMU TELAH MENYELAMATKAN

Bacaan Injil Kamis 16 September 2021 : Lukas 7:36-50 Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih. Pada suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, "Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa." Lalu Yesus berkata kepada orang Farisi itu, "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon, "Katakanlah, Guru." "Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?" Jawab Simon, "Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!" Kata Yesus kepadanya, "Betul pendapatmu itu!" Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, "Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi ia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu, 'Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih!" Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, "Dosamu telah diampuni." Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, "Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, "Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah dengan selamat!"Demikianlah Injil Tuhan. http://dlvr.it/S7kMxg http://dlvr.it/S7kkKw http://dlvr.it/S7nqsY http://dlvr.it/S7p61T
http://dlvr.it/S7pRGn

Thursday 16 September 2021

MENGIKUTI YESUS Lukas 8:1-3

Bacaan Injil Jumat 17 September 2021 : Lukas 8:1-3 Beberapa wanita menyertai Yesus dan melayani Dia dengan harta bendanya. Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai macam penyakit, selalu menyertai Dia. Para wanita itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka. Demikianlah Injil Tuhan.   RENUNGAN HARI INI Dalam kehidupan di sekitar kita, kita sering melihat bagaimana seseorang dikagumi oleh banyak orang entah karena kedudukannya, popularitasnya, kecantikan atau kegantengannya, atau kebaikan dan kebijaksanaannya. Kita bisa melihat bagaimana orang mengelu-elukannya ketika berada di suatu tempat: Pak Joko widodo, Habib Rizek, Madoa, Bunda Teresa semasa hidupnya. Mereka oleh pengagumnya dipandang sebagai seseorang yang layak dikagumi, dihormati ataua zmenginspirasi. Kehidupan mereka menimbulkan rasa kagum dan bagi pengikutnya layak untuk dicontoh atau diikuti dengan berbagai alasan yang kita mungkin tidak bisa mengerti. Bacaan hari ini menampilkan kepada kita bagaimana para wanita berhadapan dengan Yesus. Para wanita tampaknya terpesona dengan kepribadian Yesus, tindakan dan ajaran Yesus. Mereka meliat bahkan mengalami berhadapan dengan Yesus. Yesus telah membuat mukjizat penyembuhan bagi banyak orang. Kekaguman itulah yang membawa mereka untuk mengikuti dan membantu Yesus dalam perjalanan-Nya.Mereka memberikan apa yang mereka miliki, juga harta kekayaan mereka. Disebutkan di dalam bacaan itu antara lain Maria yang disebut Magdala yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, istri Khuza, bendahara Herodes; Susana dan masih banyak yang lain. Sekali lagi mereka mengikuti Yesus antara lain karena mereka tertarik pada Yesus karena mereka telah melihat dan mengalami buah dari perjumpaan dengan Yesus. Refleksi Bagimana dengan kita saat ini? Kita sebagai orang-orang yang telah dipabtis, dipersatukan dengan Yesus berkat pencurahan air dan Roh Kudus dalam pembaptisan. Setiap Minggu kita merayakan Ekaristi dan menyambut Kristus. Apakah kita juga tergerak seperti para wanita itu, mengikuti Yesus, melayani Yesus dengan kesungguhan hati, dengan segenap jiwa raga kita? (jika para wanita itu melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka). Santo Paulus telah mengajarkan kepada kita tentang misteri kebangkitan Yesus yang menjadi dasar pewartaan mereka dan itulah yang menjadi dasar iman kita. Kata Paulus:” andaikan Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah penderitaan kami dan sia-sialah kepercayaan kamu” (1 Kor 15:14). Marilah kita belajar pada para wanita itu dan Santo Paulus mengimani misteri kebangkitan Yesus dan melayani-Nya lewat pelayanan dan karya kita setiap hari. Sebagaimana Injil Mateus menyatakan: “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku” MARILAH BERDOA Ya Tuhan, dengan rendah hati kami mohon kepada-Mu, limpahkanlah rahmat-Mu kepada kami dan doronglah kami untuk selalu menjalankan perintah-Mu. Semoga kami Kau hibur selama kehidupan kami saat ini, ketika kami masih harus berjuang di masa pandemi Covid-19 dan ijinkan kami nanti menikmati kebahagiaan surgawi. Demi Yesus Kistus Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan dengan Roh Kudus sepanjang segala masa.Amin.
http://dlvr.it/S7kMxv

Tuesday 14 September 2021

BELAJAR SETIA PADA BUNDA MARIA

Bacaan Injil, Rabu 15 September 2021 Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita Inilah anakmu!" Inilah ibumu Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, Maria, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah ia kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.   RENUNGAN HARI INI Kisah Maria dibawah kaki salib ini merupakan salah satu dari 7 penderitaan yang dialami oleh Bunda Maria daam sepanjang hidupnya.  ketujuh penderitaan itu adalah ketika Maria berhadapan dengan Simeon yang meramalkan apa yang akan terjadi atas diri Yesus, Anaknya sewaktu ia bersama Yusuf mempersembahkan Yesus di Bait Allah, Maria bersama Yosef dan Yesus harus mengungsi ke Mesir, Maria bersama Yusuf mencari Yesus di Yerusalem, Maria bertemu dengan Yesus di jalan salib. Maria menyaksikan Yesus disalib dan wafat, Yesus dibaringkan di pangkuannya. Dan Maria menyaksikan Yesus dimakamkan. Maria menanggung semua penderitaan itu dengan tabah dan penuh iman karena ia sendiri telah mengatakan dengan bebas kepada malaekat Allah: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Betapa sedihnya seorang ibu menyaksikan anaknya menderita, digantung di salib dan mengalami detik-detik kematian. Hati ibu mana yang tidak akan hancur ketika mengalami semua itu. seandainya bisa, seorang ibu pasti akan mengatakan, “Nak, biarkan ibu saja yang menderita, bukan kamu”. Dari bacaan hari ini ketika mendapatkan teladan hidup dari Bunda Maria untuk tetap tegar dan kuat dalam penderitaan. Kesedihan Maria sangat mendalam. Hatinya hancur menyaksikan peristiwa itu, namun Maria tidak meninggalkan Yesus. Cintanya pada anaknya membuatnya terus bertahan mendampingi Yesus memanggul salb, tergantung dipuncak salib hingga mati. Maria memberi teladan kepada kita bahwa dalam kesulitan kita, kita justru semakin dekat dengan Tuhan. Pada saat mengalami penderitaan Maria mengajarkan agar kita senantiasa menyatukannya denan penderitaan Yesus dan Bunda Maria serta meyerahkannya kepada Tuhan. Sebab ketaatan dan kesetiaan seperti yang diajarkan Bunda Maria kepada Allah menjadi jaminan keselamatan kekal. MARILAH BERDOA Ya Allah yang Mahakasih. Ajarilah kami untuk setia seperti Bunda Maria dalam tugas pelayanan kami. Ajari kami untuk tidak mudah mengeluh ketika kami mengalami kesulitan atau penderitaan, melainkan datang pada-Mu untuk bersama Yesus memikul salib kami. Demi Kritus Tuhan dan Pengantara kami kini dan sepanjang segala masa. Amin.   http://dlvr.it/S7b7BS
http://dlvr.it/S7bVDF

Monday 13 September 2021

SALIB SUCI

Bacaan Injil Jumat Selasa, 14 September 2021:Yohanes 3:13-17 Pesta Salib Suci "Anak manusia harus ditinggikan." Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya."   RENUNGAN Setiap kita mengawali dan mengakhiri doa kita, kita membuat tanda salib. Pada saat membuat tanda itu kita diingatkan betapa besar kasih Allah kepada manusia. Salib adalah wujud dari pengorbanan Yesus untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka. Berkat salib, dengan wafat dan kebangkitan-Nya, Yesus memberi hidup baru kepada kita. Itulah tanda kasih Allah itu kepada manusia. Hari ini Gereja merayakan pesta Salib Suci untuk mengenang penemuan salib oleh Santa Helena pada tahun 326.  Penemuan itu terjadi pada saat Santa Helena, ibu Kaisar Romawi Konstantius Agung berziarah ke Yerusalem. Pada masa itu kuil-kuil paganisme dirobohkan, dan setelah dilakukan penggalian di antara puing-puing itu ditemukan lokasi penyaliban Tuhan dan kubur tempat Yesus dimakamkan. Di dekat lokasi penyaiban itu para penggali menemukan 3 salib dan sebuah plakat bertuliskan INRI. Pertanyaannya, salib manakan yang asli, yang merupakan saib Tuhan Yesus? Maka, untuk menentukan manakah salib Tuhan Yesus mereka meyakini salib yang dapat memberikan kesembuhan bagi orang sakit. lalu dibawalah seorang wanita yang sedang sakit parah untuk menyentuh salah satu dari ketiga salib itu. Mukjizat terjadi. Ketika wanita itu menyentuh salah satu dari salib itu, ia memperoleh kesembuhan. Salib itulay yang kemudian diyakini sebagai salib Tuhan Yesus. Maka dibangunlah Gereja Makam Kudus di tempat itu ats perintah Santa Helena dan Kaisar Konstantinus. Gereja tersebut kemudian dipersembahkan  untuk temuan suci itu dan diresmikah 9 tahun kemudian (tahun 335). Potongan saib itu ditempatkan di dalam gereja tersebut. Tanggal peresmian dan pemberkatan gereja itu lah yang kemudian dijadikan sebagai tanggal pesta Salib Suci. “Pesta ini merupakan perayaan selam 2 hari, meskipun konsekrasi yang sesungguhnya atas Gereja Makam Kudus adalah 13 September, tetapi kayu salib tersebut baru dibawa keluar gereja pada 14 September sehingga kaum klersus maupun umat dapat berda dihadapan Salib Sejati dan semuanya manu ke depan untuk menghrmatinya” (Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Salib_Suci) Marilah Berdoa Allah yang Maharahim, sering kali kami tidak mampu bersikap seperti Santa Helena, menghormati Salib Suci-Mu dengan kesungguhan hati. Santa Helena mau mencari dan mengangkat salib Tuhan dari reruntuhan dan puing-puing. Ia telah memberikan tempat yang istimewa sebagai bentuk penghormatannya. Tetapi, kami seringkali malah menutup dan mengubur salib itu. Kami sering malu untuk membawa salib itu, mengangkat salib itu atau menunjukkan salib itu. Bahkan, kadang dalam hidup kami, kami menolak salib itu, tidak mau memikulnya atau malu karena aibnya. Bantulah kami agar kami mampu menghormati salib Putra-Mu di dunia ini dan kelak boleh menerima anugerah penebusan di surga. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.  Amin.      
http://dlvr.it/S7WSKY

Friday 10 September 2021

MUNGKINKAH SEORANG BUTA MEMBIMBING ORANG BUTA?

Bacaan Injil Jumat 10 September 2021 : Lukas 6:39-42 

Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui? Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan Hari Ini

"Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?” Salah satu pesan Yesus ini sangat jelas dapat kita pahami. Orang yang bisa membantu orang buta untuk selamat dalam perjalanan adalah orang yang “melek”, yang dapat melihat, bukan orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, kemungkinan besar akan salah jalan, atau terperosok atau tidak selamat dalam perjalanan. Perintah ini mengajak para murid Yesus untuk menjadi orang-orang orang yang mampu mawas diri dan menjadi rendah hati. Dengan kerendahan hati dan mawas diri akan membawa seseorang untuk menjadi pengampun yang tulus. Dengan wamas diri dan rendah hati mengalirlah pengertian dan pengampunan. Paulus telah memberi contoh dalam hidupnya tentang hal itu. Ia ada pentobat sejati, yang mengalami hidup berbalik dari jalan yang sesat menuju pada jalan yang benar. Lewat pertaobatannya ia “menjadi orang yang melek” yang tidak buta lagi. Setelah pertobatannya ia mampu berjalan di jalan yang terang dan dapat menuntun orang serta menunjukkan jalan terang itu. 

Dua bacaan hari ini menjadi bagian dari permenungan kita untuk melihat sejauh mana kita telah menjadi anak-anak Allah, yang mampu membawa orang lain menuju jalan terang, jalan keselamatan.  Belajar dari Paulus yang telah meninggalkan hidup lamanya, kita juga tinggalkan hidup lama kita untuk dibaharui sesuai dengan yang menjadi pokok hidup kita. Melalui bacaan di atas Yesus juga mengingatkan para murid, juga kita, untuk menjadi pribadi yang reflektif. Melihat diri sendiri dahulu sebelum ke orang lain. “Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?” Kalimat ini menegur para murid adanya kecenderungan manusiawi untuk melihat keburukan orang lain, tetapi tidak mampu menyadari siapa dirinya yang sesungguhnya. Para murid dan kita disadarkan oleh Yesus pentingnya menyadari diri agar kemudian dapat membantu orang lain menikmati kebebasan hidup, mengalami Allah dalam hidupnya. Menjadi pribadi yang terbuka akan kesalahannya dan mau memperbaharui hidup adalah tindakan nyata sebagai anak-anak Allah. Dan itulah yang dikehendaki oleh Yesus. Jangan jika bersembunyi dibalik kesalahan orang lain pesan Yesus sangat jelas, suapya kita berbenah diri dan mulai dari diri sendiri dengan mencoba melihat sisi potitif dalam setiap keselahan. Berani melihat kebaikan orang lain dan bukan pada kesalahannya.

Marilah Berdoa. 

Allah Baapa yang Maharahim. Terima kasih Engkau telah mengajarkan kepada kami untuk mawas diri, merefleksikan hidup kami agar kami mampu menjadi pribadi seperti yang Engkau kehendaki. Ajari kami untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, menghakimi orang lain, tetapi memaafkannya. Bimbinglah kami agar kami menjadi pribadi yang sadar diri memiliki kelemahan dan berusaha untuk terus menerus memperbaharui hidup kami agar semakin seerupa dengan-Mu. Dengan pengantaran Kristus Tuhan dan juru selamat kami kini dan sepanjang segala masa. 
Amin.

Wednesday 8 September 2021

KASIHILAH MUSUHMU, BERBUAT BAIKLAH PADA YANG MEMBENCI KAMU





Bacaan Injil Hari Ini Kamis 9 September 2021, Luk. 6:27-38

 

Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.

Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab la baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”

“Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

 

RENUNGAN

Pesan Injil pagi ini sangat jelas. Yesus mengajarkan kepada para murid bagaimana memperlakukan orang lain. mengasihi dan berbuat baik kepada orang lain bukan hanya mereka yang menyenangkan, yang menguntungkan, tetapi juga orang-orang yang diposisi sebagai musuh, yang membenci, bahkan yang mengutuk pula.

Secara manusiawi ada kewajaran orang membenci orang yang mengutuk, tidak berbuat baik kepada orang yang memusuhi atau membencinya. Bahkan dalam hukum alam ada ungkapan “siapa menanam, siapa mebur”. Tetapi Yesus mengajari kepada para muridnya untuk berbuat sebaliknya. Tujuan utama Yesus adalah bagaimana memperlakukan setiap orang sesuai dengan martabatnya, sebagai citra Allah. Manusia adalah kehadiran Allah sendiri. Sebagaimana Allah telah mengasihi semua orang, maka Yesuspun pengajari para murid-Nya untuk mencintai semua orang. Kasih Allah tertuju kepada siapapun, seperti angina bertiup kemanapun, menyentuh siapapun, matahari memancarkan sinarnya untuk semua orang tanpa pilih kasih.

Pesan Yesus “Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain”tentu dimaksudkan untuk memberikan lebih kepada orang lain, dan bukan membalas tindakan buruk dengan tindakan buruk yang lain. kata,”apakah jasamu?” menjadi salah satu kata kunci untuk memahami pesan Yesus itu. Apakah yang membadakan aku, sebagai murid Yesus, dengan yang lain? Pesan Yesus jadilah anak-anak Allah yang menghargai setiap manusia sesuai dengan martabatnya.

Bagaimana kita mewujudkan diri sebagai anak-annak Allah?

Dari bacaan hari ini Yesus mengajari para murid-Nya untuk mengasihi, mendoakan, berbuat baik, meminta berkat bagi orang yang membenci, memusuhi, mengutuk, dan mencaci kita. Yesus meminta para murid untuk menjadi orang yang murah hati, tidak menghakimi, tidak menghukum, dan memberikan pengampunan kepada orang yang bersalah. Mengasihi orang lain dapat dimulai dengan mendoakannya, menyapanya, memperi perhatian dan menolongnya tanpa memilih dan memandang siapa mereka.

 

Marilah Berdoa

Tuhan yang Maharahim, ajarilah kami untuk terus mampu berbuat baik, mengasihi orang lain dengan mendoakan, memberi perhatian terutama kepada mereka yang membenci kami. Semoga kami terus belajar untuk menjadi orang yang murah hati, tidak sombong, tidak tinggi hati, mampu mengampuni mereka yang bersalah kepada kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

 

 

 

 

Monday 6 September 2021

BOLEHKAH MENYEMBUHKAN DI HARI SABAT?

Bacaan Injil Hari Ini Senin 6 September 2021, Luk 6:6-11


Pada suatu hari Sabat, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau la menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka mendapat alasan untuk mempersalahkan Dia.

Tetapi la mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri.

Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?

Sesudah itu la memandang keliling kepada mereka semua lalu berkata kepada orang sakit itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.

Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

 

Renungan Singkat

Injil hari ini berkisah tenang Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya dan bagaimana para ahli Taurat dan orang Farisi memaknai peristiwa tersebut.

Orang yang sakit pasti membutuhkan kesembuhan. Berbagai cara akan dilakukan agar seseorang memperoleh kesembuhan. Sedangkan orang lain memiliki “tanggung jawab moral” untuk membantu agar si sakit dapat memperoleh kesembuhan.

Yesus melakukan tangggung jawab moral tersebut. Ia ingin agar orang yang sakit itu sembuh. Yesus akan melakukan ha itu kapan saja kepada siapa saya agar orang bisa menikmati hidup sebagai layaknya.

Tetapi tindakan Yesus itu oleh para ahli Taurat dan orang-orang Fasisi dianggap salah. Kesalahan Yesus adalah melanggar hokum Taurat, yakni melakukan hal itu pada hari Sabat. Bagi para pemimpin agama Yahudi penyembuhan hanya boleh dilakukan di hari Sabat hanya jika nyawa seseorang terancam.

Melalui kisah ini Yesus ingin menunjukkan bahwa ada hal yang jauh lebih penting dari Sabat. Mengikuti atau mentaati aturan itu penting. Tetapi menghargai manusia, menyelamatkan manusia jauh lebih penting dari pada aturan. Kita diberi contoh oleh Yesus agar kita bijak dalam menempatkan peraturan. Peraturan seharusnya mendorong kita untuk semakin memanusiakan manusia dengan mengedepankan tindakan kasih dari pada mentaati aturan tetapu hati nurani menjadi tumpul atau mati.

 

Marilah berdoa.

Allah Bapa yang Maha kasih, semoga kami selalu dapat belajar dari pada-Mu untuk bertindak bijaksana. Dalam seluruh kehidupan kami, kami tidak pernah lepas dari aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan dan msyarakat kami. Seoga kami tidak menjadi orang yang mentaati aturan tanpa memahami maknanya. Semoga kami mampu menjadikan aturan-aturan hidup untuk semakin memanusiakan manusia, semakin mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa.

Amin.

RENUNGAN HARIAN 6 MEI 2023

DOA PEMBUKA Allah Bapa yang Mahakasih, kami mengucap syukur atas rahmat-Mu yang kami terima pada hari ini. Bukan saja Engkau membangunkan ...