Sesaat sesudah si sakit meninggal, alangkah baiknya salah satu umat
atau anggota Gereja atau petugas liturgi di lingkungan mengankat doa berikut
ini:
Pembukaan
P: Saudara sekalian, marilah mengiringi kepergian Saudara . . .
dengan doa dan penyerahan yang ikhlas kepada Allah. (Hening sejenak).
Saudara sekalian kami mohon menjawab
seruan-seruan berikut dengan
"Hantarlah dia ke
hadapan Allah"
P: Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memanggil dia. Jangan menolak
kedatangannya.
U: Hantarlah dia ke hadapan Allah.
P: Para kudus Allah, datanglah meolong; para malaikat Allah,
datanglah menyongsong
U: Hantarlah dia ke hadapan Allah.
P: Para malaikat Allah, bawalah dia ke pangkuan Abraham.
U: Hantarlah dia ke hadapan Allah.
P: Bunda Maria, ulurkanlah tanganmu.
U: Hantarlah dia ke hadapan Allah.
P: Tuhan, berilah dia istirahat kekal, dan semoga cahaya yang kekal menerangi
dia
U: Hantarlah dia ke hadapan Allah.
Kemudian menyusul doa-doa
berikut (pilihlah satu atau susunlah yang sesuai dengan keadaan
almarhum/almarhumah)
1. Pada kematian orang dewasa.
Pemimpin mengulurkan tangan
ke atas jenazah
P: Allah, pencipta segala sesuatu, janganlah
lupa akan ciptaan-Mu yang pernah Kauanugerahi hidup. Engkau sendirilah yang
memanggil suadara kami meninggalkan dunia ini. Terimalah dia di tempat
kediaman-Mu, sebab dialah anak-Mu, ciptaan-Mu, milik-Mu.
Ya Bapa, ia belum dapat
menyelesaikan semua tugas hidup di dunia ini, tetapi Engkau sudah memanggilnya.
Kami percaya Engkau berkenan menyempurnakan apa yang belum dapat
diselesaikannya dalam batas waktu yang Kauberikan.
Kini jantungnya tidak
berdenyut lagi, dan kelopak matanya sudah Kaukatupkan. Hanya satulah yang masih
dirindukannya, yakni Engkau, Allahnya dan Allah kami. Di dalam Engkau, ya Bapa,
ia akan berbahagia selama-lamanya.
U: Tak seorang pun
hidup bagi diri sendiri, - tak seorangpun mati bagi diri sendiri. - Kita hidup
dan mati bagi Allah, - sebab kita milik Allah.
Kemudian dengan tangan terkatup pemimpin melanjutkan:
P: Kami mohon
pula, ya Bapa, bagi kaum kerabat dan handai taulan yang ditinggalkannya. Semoga
peristiwa ini tidak menggoyahkan iman mereka. Sebaliknya mereka semakin
menyadari bahwa hidup dan mati sepenuhnya ada di tangan-Mu.
Ya
Bapa, tabahkanlah iman mereka dan juga iman kami. Semoga kami selalu percaya
akan kebjaksanaan-Mu, karena Kristus, Tuhan, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa,
kini dan sepanjang masa.
2.
Pada kematian anak-anak.
P: Bapa yang maha pengasih, pandanglah kami
yang tertimpa kesedihan karena ditinggalkan oleh anak tercinta yang
Kaupercayakan kepada kami. Dalam Kristus Engkau menjanjikan hidup yang
berlimpah bagi yang percaya kepada-Mu. Maka tolonglah kami, supaya jangan
menjadi kekuatan dan putus asa karena peristiwa sedih ini. Tabahkanlah iman
kami, dan teguhkanlah harapan kami, karena Kristus, Tuhan kami.
U: Amin.
P: Tuhan beserta kita.
U: Sekarang dan selama-lamanya.
Pemimpin mengulurkan tangan ke atas jenazah
P: Marilah kita berdoa. (Hening) Bapa yang
penuh kasih sayang, hidup Yesus, Putra-Mu, tidak percuma sekalipun mengalami
maut pada usia muda. Semoga hidup anak kami yang masih muda belia ini pun tidak
percuma setalah ia diambil dari antara kami, dan berilah dia hidup yang penuh
kesukaan, karena Kristus, Tuhan kami.
U: Amin.
Kemudian dengan tangan terkatup pemimpin melanjutkan:
P: Ya Bapa, kami berdoa bagi ayah dan ibu anak
ini, bagi kakak adiknya, bagi wali baptis, sanak-saudara, dan teman-temannya,
yang merasa kehilangan karena kepergian anak ini. Tolonglah mereka supaya
saling mendukung, saling memberi penghiburan. Semoga kenangan akan masa hidup
anak ini tersimpan dalam hati mereka, dan meneguhkan kepercayaan mereka akan bimbingan-Mu,
karena Kristus, Tuhan kami.
U: Amin.
P: Kami berdoa pula, ya Bapa, bagi semua anak
sakit yang akan meninggal atau tak tersembuhkan lagi, bagi anak-anak yang
menjadi korban peperangan, bencana alam, kelaparan, dan keterlantaran. Semoga
Engkau menampung mereka dalam hati-Mu dan meluputkan mereka dari kematian
kekal, karena Kristus, Tuhan kami.
U: Amin.
P: Allah, Bapa yang mahabaik, berhadapan dengan
kematian anak ini, kami dirisaukan oleh banyak pertanyaan yang tidak dapat kami
jawab dan tidak dapat kami pahami. Semua itu Engkau telah mengetahuinya.
Sudilah Engkau menolong kami. Semoga kami merasakan kekuatan dan damai yang dipancarkan
oleh Yesus Kristus, Putra-Mu. Ia pun pernah menderita sengsara dan wafat, namun
kemudian bangkit dengan jaya untuk hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh
Kudus kini dan sepanjang masa.
U: Amin.
Penutup.
P: Semoga
Tuhan membuka pintu surga bagi putra-Nya yang pulang ke tanah air. Di sana
tiada duka-cita, tetapi hanya kegembiraan untuk selama
U: Amin.
Pemimpin melanjutkan (sambil memerciki jenazah dengan air suci
P: Semoga Tuhan membersihkan hatimu, dan mengubah tubuhmu menjadi
serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.
U: Amin.
P: Tuhan, berikanlah dia istirahat kekal.
U: Amin.
P: Semoga cahaya yang kekal menerangi dia.
U: Amin.
P: Semoga ia beristirahat dalam ketenteraman.
U: Amin.
Berkat penutup
P: Tuhan beserta kita
U: Sekarang dan selama-lamanya.
P: Saudara/i yang dikasihi oleh Allah Yang Maha
Kuasa, kita senantiasa dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh berkat Allah
Yang Maha kuasa, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.
Perutusan
P: Dengan ini ibadat sabda kita sudah selesai
U: syukur kepada Allah
P: marilah kita pergi, karena kita diutus untuk
mewartakan kasih dan cinta-Nya kepada dinia.
U: Amin
Sumber:
Puji
Syukur No 122.