”LAGIPULA DALAM DOAMU ITU JANGANLAH KAMU BERTELE-TELE"
RENUNGAN HARIAN
KAMIS 19 JUNI
2025
2 Kor 1:1-11;
Mat 6:7-15
Renungan
Singkat
Setiap Minggu
kita mendengar ujud doa dalam Perayaan Ekaristi ungkapan syukur atas
terkabulnya doa mereka. Ada yang mengucap syukur atas terkabulnya Doa Novena
Tiga Salam Maria; Novena Hati Kudus, Novena Kerahiman Ilahi dan sebagainya.
Tetapi kita juga mendengar orang mengeluh karena merasa doanya tidak dikabulkan
oleh Tuhan. Ada yang mengatakan ”sudah capek” karena doanya tidak pernah
terkabulkan. Benarkah doa itu tidak Tuhan dengar? Atau benarkah Tuhan tidak
mengabulkannya, tidak peduli, tidak memperhatikan kebutuhan si pendoa? Atau
apakah Tuhan memilih siapa yang doanya dikabulkan dan siapa yang tidak
dikabulkan?
Hari ini Yesus
mengajarkan kepada para murid tentang doa. Bagaimana mereka harus berdoa? Doa
yang seperti apa yang berkenan kepada Allah? Adakah syarat sebuah doa untuk
dikabulkan?
Yesus mengatakan: ”Lagipula dalam doamu itu
janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.”
Itulah
nasihat Yesus hari ini. Apakah yang dapat kita temukan dari persan Yesus itu? Apakah
yang dimaksud Yesus dengan ”dalam doamu itu janganlah kamu
bertele-tele?”
Pertama, ”doamu itu jangan bertele-tele.”
Istilah ”bertele-tele” di sini menungjuk bukan sekedar mengulang-ulang kata
melainkan doa yang terlalu banyak kata sehingga tidak jelas apa yang
disampaikan. Ketika kita berdoa hendaknya fokus membuka hati dalam doa kita. Meski
Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, sampaikan dengan jelas.
Senada dengan ajakan Yesus itu, Santo
Yohanes Maria Vianey juga pernah
mengungkapkan: “Orang tidak perlu berbicara banyak untuk berdoa dengan
baik. Kita tahu bahwa Yesus ada di sana di dalam tabernakel: Marilah membuka
hati kepada-Nya, marilah bersukacita dalam kehadiranNya yang kudus. Itulah doa
terbaik.”
Kedua, ”seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.” Yesus memperkenalkkan
Allah sebagai Bapa, Bapa yang baik, Bapa yang memiliki kasih untuk memenuhi
setiap kebutuhan dari setiap orang yang memohon. Doa bukanlah suatu
”demonstrasi rohani,” melainkan suatu hubungan dan komunikasi pribadi antar manusia
dengan Allah.” Dengan menyebut Allah sebagai Bapa Yesus menunjukkan relasi
intim dan personal antara Allah dan manusia. Dengan menyebut Allah sebagai
’Bapa” mengisyaratkan kasih, perlindungan dan otoritas Allah atas hidup kita.
Dengan membangun kedekatan itu maka dalam doa kita dapat menyatakan dengan
gamblang apa yang kita mohon dan kita meyakini bahwa Allah akan mengabulkannya.
Ketiga, disposisi doa yang baik adalah
bersyukur, berserah diri dan memohonjiwa beasar agar bisa memahami kehendak
Bapa atas hidup kita.
Mari kita
perbaiki cara doa kita agar berkenan bagi Bapa di surga. Jangan mendikte Tuhan
untuk memenuhi keinginan kita. Tuhan
tahu akan yang kita butuhkan dan kapan Tuhan akan memenuhinya. Jangan membuat
deadline Tuhan untuk mengabulkan doa kita! Tapi serahkanlah diri , serahkan
sepenuhnya kepada Tuhan biarlah Tuhan yang memenuhinya.
Marilah Berdoa
Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu,
Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi
seperti di surga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang
secukupnya.
Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.
Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang
jahat.Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai
selama-lamanya. Amin.
Comments