BERBAHAGIALAH HAI KAMU YANG MISKIN KARENA KAMULAH YANG EMPUNYA KERAJAAN ALLAH
RENUNGAN HARIAN
Minggu 16 Februari 2025
Yer
17:5-8; 1 Kor 15:12.16-20; Luk 6:17.20-26
"Berbahagialah,
hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah” (Luk 620)
RENUNGAN SINGKAT
Bahagia.
Semua orang ingin bahagia. Beraneka cara orang lakukan untuk mengejar
kebahagiaan. Apakah semua orang dapat meraihnya? Tidak. Tidak semua orang mampu
meraih kebahagiaan itu.
Ada
orang yang memandang uang, popularitas, atau makanan yang dapat memberikan
kebahagiaan. Benar itu semua dapat membuat orang bahagia, tetapi sesaat. Tidak
sedikit orang karena uang, makanan, atau popularitas hidupnya malah hancur. karena
uang, orang bisa saling menjatuhkan;,
karena makanan orang malah menjadi sakit, hidupnya hancur, terserang
berbagai penyakit. Karena popularitas, seseorang bisa kelelahan, stres, dan
bahkan tidak sedikit yang melakukan bunuh diri. Dan jika begitu, bagaimana
dikatakan itu menjadi sumber kebahagiaan?
Lantas
pertanyaannya, apa yang dapat menjamin seseorang memperoleh kebahagiaan yang
abadi? Kebahagiaan yang sesungguhnya tidak didapat dari luar, melainkan dari
dalam diri. Nabi Yeremia mengatakan bahwa kebahagiaan diperoleh karena dekat
dengan Tuhan, hidupnya mengandalkan Tuhan, dan menaruh harapan pada Tuhan.
Itulah
alasan mengapa Yesus, dalam ajaran-Nya hari ini, mengatakan ”berbahagialah hai
kamu yang miskin”, bukan yang kaya; ’kamu yang sekarang ini lapar”, bukan yang
kenyang, dan ”jika karena Anak Manusia orang membenci kamu”.
Yesus
memandang dengan cara lain. Kebahagiaan hidup yang sesungguhnya terletak pada
relasi yang terjalin dengan Tuhan. Ketika orang mengikatkan diri dan harapan
hidupnya pada Allah, mereka akan memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya;
sebab Allah akan melipahkan berkat dan anugerah yang melimpah.
Inilah
cara hidup orang beriman. Mereka akan menyerahkan dan meletakkan seluruh
hidupnya dalam penyelenggaraan dan topangan Allah. Dan dengan cara begitu
Allahlah yang akan mengarahkan hidupnya.
DOA PENUTUP
Marilah berdoa.
Ya Yesus yang Mahabaik, seringkali
kami terjebak oleh rayuan dan kenikmatan duniawi. Engkau mengingatkan kepada
kami agar kami tidak terhanyut mengutamakan hal-hal duniawi. Engkau menghendaki
kami selalu dekat dengan-Mu dan bergantung pada-Mu. Engkau tidak menilai kami
dari apa yang kami punya: harta, kesehatan atau keadaan hidup kami, melainkan
iman kami.
Engkau telah memberi teladan
kepada kami untuk mencari hal pokok, yang dapat membuat hidup kami penuh
sukacita. Maka kami mohon, teguhkanlah iman kami dan janganlah kami Kau biarkan
hidup sendiri. Semoga jalan yang telah kau tunjukkan kepada kami dapat menjadi
jalan kami menemukan kehendak-Mu. Terpujilah
engkau kini dan sepanjang masa. Amin.
Comments