GUSTI ORA NATE SARE - TUHAN TIDAK PERNAH TIDUR
RENUNGAN HARIAN
KAMIS 23 OKTOBER 2025
Rom 6:19-23; Luk 12:49-52
Renungan Singkat
Hari kemarin kita diingatkan oleh Yesus untuk waspada. Ada banyak tantangan
dan godaan yang akan mengganggu kita, yang akan memisahkan kita dari Allah dan
akan menjerumuskan kita masuk dalam kematian. Perikopa setelah hari ini adalah
menilai zaman. Kita bisa membaca tanda-tanda alam untuk melihat apa yang akan
terjadi kemudian. Namun sayangnya, kita tidak mampu menangkap tanda-tanda
kehadiran Allah di dalam hidup kita.
Hari ini Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya. ”Kamu menyangka
bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu,
bukan damai, melainkan pertentangan.”
Memang tidak mudah mengikuti Yesus. Ajaran-Nya penuh dengan belas kaih dan
kepedulian. Tetapi kadangkalah ajarannya begitu keras, sehingga sulit untuk
dimengerti. Itulah sebabnya tidak sedikit orang yang menolakknya, tersinggung,
bahkan berusaha mengusir-Nya. Bukan hanya kepada Yesus, kepada para
pengikut-Nyapun perlakuan yang serupa seringkali terjadi. Bagi mereka ”kenyamanan” yang selama ini sudah diperoleh dipandang seolah-olah hancur ketika
mengikuti Yesus.
Maka pernyatan Yesus di atas sangat relevan. Ada begitu banyak orang yang
tidak mudah menerima ajaran dan kehadiran Yesus. Kehadiran-Nya dipandang
sebagai ancaman bagi mereka. Bagi mereka yang suka berperilaku tidak jujur,
tidak benar dan mengabaikan kebenaran, kehadiran Yesus adalah bencana.
Dalam seluarga juga tidak selalu sama. Dalam keluarga atau kelompok, ada
yang sejalan dengan Yesus ada yang berseberangan; ada yang menerima Yesus tapi
ada pula yang menolaknya. Itulah tanda bahwa pertentangan itu nyata ada,
aktual.
Santo Paulus mengingatkan jemaatnya bahwa sebagai orang yang percaya kepada
Kristus, mereka telah menerima karunia Roh Kudus, berada di bawah kasih karunia
dan menjadi hamba kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang telah bertobat.
Namun sebagai manusia mereka lemah. Maka Paulus mengajak mereka untuk hidup
dalam bimbingan Roh Kudus. Roh Kudus itulah yang akan memimpin mereka kepada
segala kebenaran, kebaikan dan mulia. Sebagai manusia yang telah dibaptis
hendaknya selalu berupaya untuk hidup menurut bimbingan Roh Kudus dan kebenaran
Sabda Allah.
Manusia berhadapan dengan dua pilihan, mengikuti kehendak Roh Kudus atau
kehendak daging. “Sebab upah dosa adalah maut, tetapi karunia
Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita” (Rm.
6:23). Tetapi kalau kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus maka kita
akan mengarahkan pilihan kita ke dalam bimbingan Roh Kudus. Ia datang untuk
melemparkan api ke tengah bumi, dan betapa Yesus berharap api itu tetap
menyala. ”Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku
berharap, api itu telah menyala!”(Luk 12:49) Api yang Yesus maksudkan
adalah Roh Kudus yang akan menjadi daya hidup yang menghangatkan dan menggereakkan
manusia agar hidup seturut dengan kehendak Allah. Roh Kudus akan memimpin
manusia menuju kepada kebenaran Allah dan menyucikan manusia dari segala dosa
agar hidup layak bagi Allah.
Dalam hidup kita kita sering mengalami juga bahwa menjadi murid Yesus tidak
selalu diterima mudah oleh orang-orang di sekitar kita. Kita kadang dicurigai
melakukan kristenisasi di saat kita menolong orang lain dengan tulus.
Mari kita ingat, bahwa hidup kita telah dijiwai oleh Roh Kudus. Roh Kudus
telah tinggal di dalam diri kita. Kita terus berupaya untuk mendengarkan Roh
itu berbicara kepada kita, mengarahkan hidup kita, sehingga kita dapat hidup
selaras dengan kehendak Allah. "Gusti ora sare," Tuhan tidak pernah tidur. Ia senantiasa menyertai kita, membimbing kita, mengarahkan hidup kita dan menyelamatkan kita, melalui Roh Kudus.
Marilah berdoa.
Tuhan Yesus. Kami telah menerima Baptisan dan dengan menerima Baptisan itu
kami berjanji untuk hidup seturut kehendak Roh, menanggalkan kedosaan kami.
Kami telah menyerahkan seluruh hidup kami untuk dipimpin kepada kebenaran yang
sejati. Ajarilah kami agar kami mampu mendengarkan suara Roh itu dan mampu
melaksanakannya di dalam hidup kami. Melalui sakramen Baptis kami telah
memperoleh kemerdekaan sebagai anak-anak Allah. pimpinlah dan dampingilah kami
agar kami setia menjadi pengikut-Mu, hidup seturut kehendak-Mu dan menjadikan
seluruh hidup kami sebagai saksi kebenaran yang menyelamatkan. Sebab Engkaulah
Tuhan dan Allah kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Comments