MEMBACA TANDA-TANDA ZAMAN

*RENUNGAN HARIAN*

*JUMAT 24 OKTOBER 2025*

_*Rom 7:18-25a; Luk 12:54-59*_

 

*Renungan Singkat*

Di dalam diri manusia ada dua kekuatan yakni kekuatan baik dan kekuatan jahat, ada kehendak baik dan perbuatan jahat. Paulus mengingatkan dan mengajak untuk menyadari kerapuhan manusia terhadap dosa dan menemukan pembebasan di dalam Kristus Yesus. Berhadapan dengan itu Paulus mengajak untuk memilih yang benar. Memang, setiap pemilihan selalu mengandung risiko entah besar entah kecil. Tetapi kecerdasan dalam mengambil suatu keputusan menunjukkan kualitas pribadinya.

Dalam peneguhannya kepada jemaatnya di Roma, Paulus mengingatkan bahwa setiap orang mampu berbuat dosa oleh karena dorongan tubuhnya. Sebab ada dosa dalam setiap tubuh manusia yang lahir ke dunia. Dosa telah mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya. *Namun di dalam kerapuhan manusia itu, Allah hadir dalam diri Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia.*

Yesus menegur orang banyak karena mereka pandai membaca tanda-tanda alam, tetap mereka tidak dapat menilai tanda-tanda zaman. Mereka tahu kapan akan hujan, kapan akan panas. Mereka cermat dalam menilai dan menafsirkan semua peristiwa alam beserta dampak bagi kahidupan sosial-ekonomi mereka. Tetapi mereka tidak dapat menangkap tanda-tanda kehadiran Tuhan dalam hidup mereka.

Yesus mengingatkan agar kita terus mengasah kemampuan kita untuk membaca tanda-tanda zaman. Tanda-tanda zaman bukanlah sekedar fenomena duniawai, melainkan cara Allah berbicara kepada kita. Apakah kita memiliki kecerdasan dan kepekaan untuk menangkap sabda Allah? *Ketika kita mengalami kesulitan hidup,* apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita akan mengeluh, marah pada Tuhan? Ataukah kita menjadikan itu sebagai kesempatan untuk semakin bertumbuh di dalam iman kita. *Ketika berhadapan dengan situasi pertikaian, perpecahan, silang pendapat,* apakah kita mampu untuk menangkap bahwa Allah mengudang kita untuk mengupayakan perdamaian? *Pada saat kita mengalami berkelimpahan berkat,* apakah kita sadar dan menangkap panggilan Allah agar kita memiliki kepedulian, kepekaan dan kerelaan untuk berbagi? Dan ada banyak peristiwa lain yang sesungguhnya menjadi cara Allah untuk menyapa dan mengundang kita untuk mewartakan kasih-Nya.

Allah mengundang kita untuk berdamai sebelum terlambat. Atau dengan kata lain, kita diingatkan untuk segera melakukan *pertobatan.* Ebiet G. Ade dalam sebuah lagu mengungkapkan: _*”Bila masih mungkin kita menorehkan batin. Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas. Mumpung masih ada kesempatan buat kita. Mengumpulkan bekal perjalanan abadi.*_ Ebiet G Ade mengajak kita untuk *”mengumpulkan bekal dalam perjalanan menuju pada kehidupan abadi,*. Jangan menunda pertobatan! Jangan menunggu sampai semuanya terlambat! Penyesalan tidak ada gunanya. Hidup kita akan berakhir kapan saja. Maka, selagi masih ada waktu, segeralah berdamai baik dengan Tuhan maupun dengan sesama.

Bagaimana mengumpulkan bekal perjalanan abadi itu? *”Bekal dalam perjalanan abadi”* itu dapat kita bangun dengan *membaca Firman Allah,* sebagai terang untuk memahami dunia. *Kita terus belajar mendengarkan suara hati,* yakni suara batin yang dibentuk oleh Roh Kudus. *Bertekun dan bersungguh-sungguh merayakan Ekaristi dan Sakramen-sakramen* sebagai bekal rohani kita. *Kita belajar melihat setiap peristiwa hidup dalam terang iman.* Jangan berhenti hanya pada gejala-gejala lahiriah semata, tetapi sekaligus berupaya untuk menemukan makna rohaninya. Dan akhirnya kita juga diundang untuk segera *melakukan perdamaian dan pertobatan,* untuk memperbaiki relasi kita khususnya dengan Allah dan juga dengan manusia.

Teguran Yesus kepada orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki bahwa mereka hanya bisa membaca tanda-tanda alam, tetapi mereka tidak dapat menilai zaman, sessungguhnya juga menjadi tegusan bagi kita agar kita memiliki kepekaan akan tanda-tanda zaman itu. Mari kita belajar membaca peristiwa hidup dengan mata iman, sehingga setiap pengalaman – suka maupun duka – menjadi kesempatan untuk semakin dekat kepada Tuhan.

 

*Marilah berdoa.*

Allah Bapa yang Maharahim. Engkau mengetahuk kelemahan dan kerapuhan kami sebagai manusia. Seringkali kami jatuh ke dalam kesalahan dan dosa. Kami mudah terjebak dalam arus duniawi, mengejar keinginan duniawi. Meski Engkau telah menyapa kami melalui berbagai peristiwa hidup kemi, namun kami seringkali tidak mengerti, tidak menangkap maksud-Mu. Engkau mengundang kami untuk bertobat, tetapi seringkali kamai lalai. Oleh karena itu kami mohon, ampunilah kealpaan dan kesalahan kami. Bimbinglah kami agar kami dapat mengerti kehendak-Mu, agar kami dapat membuka mata dan telinga hati kami, sehingga kami mampu menangkap dengan baik sapaan dan kehadiran-Mu di dalam peristiwa hidup kami. Semoga karena Roh Kudus yang Kau curahkan ke dalam hidup kami menjadi kekuatan kami untuk menjadi anak-anak-Mu yang baik. Demi Kristus Tuhan dan Penyelamat kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

IBADAT KREMASI DAN PERABUAN

IBADAT TIRAKATAN

PEMAKAMAN GEREJAWI